Mehrunnisa, The Twentieth of Wife
by Indu Sundaresan
- Cinta tak mengenal waktu maupun kasta.Inilah kisah sang gadis jelata yang telah membuat Sultan Jahangir jatuh hati, di negeri tempat Taj Mahal kelak dibangun.
- Gadis Persia yang menaklukkan hati pangeran Mughal.
Novel pertama dari Trilogi Taj Mahal ini diterjemahkan oleh penerbit Hikmah (PT Mizan Publika) dan yang aku miliki adalah cetakan pertamanya dengan cover disebelah kiri atas, sedangkan cetakan yang sekarang mempunyai cover seperti di kanan atas.
Novel ini mengangkat sejarah tentang kesultanan Mughal yang saat itu memerintah Afganistan, Balochistan, dan sebagian besar anak benua India antara 1526 dan 1857. Pada abad tersebut, ini mungkin kerajaan terbesar di dunia dan agama rakyat Mughal adalah Islam. Antara tahun 1630-1653, Kaisar Mughal Shah Jahan, memerintahkan pembangunan Taj Mahal di Agra, India. Dan di novel pertama ini, mengambil kisah cinta antara Sultan Jahangir, ayah dari Sultan Shah Jahan, dan Mehrunnisa.
***
Sesuai dengan judulnya, tokoh utama dari novel ini adalah Mehrunnisa yang akan bergelar Nur jahan/Noor Jehan. Dia adalah wanita paling kuat dalam sejarah India dengan perjalanan hidupnya yang tidak mudah namun akhirnya berhasil mendapatkan cinta dan kekuasaan dalam istana Mughal.
Kisah Mehrunnisa diawali dengan kelahirannya dalam perjalanan Ayahnya, Ghias Beg, seorang bangsawan Persia yang berusaha mencari kehidupan baru di India yang saat itu diperintah oleh Sultan Akbar. Berkat bantuan Malik Masud, Ghias Beg mendapat kepercayaan Sultan Akbar dan pekerjaan yang baik. Kemudian Mehrunnisa tumbuh menjadi gadis delapan tahun yang cerdas, tidak sabaran dan bermimpi menikahi pangeran Salim, putra Sultan Akbar. Mehrunnisa pertama kali melihatnya di pernikahan pangeran tersebut, setelah itu dia tertarik dengan kehidupan Zenana (harem sultan) dan mendapat kesempatan untuk dekat dengan permaisuri Akbar, Ruqqaya Begam. Dari sinilah dia bertemu dengan pangeran Salim, yang ketika itu dia telah menjadi gadis cantik dan mampu membuat pangeran jatuh hati. Namun terlambat untuk pangeran Salim meminang Mehrunnisa, karena dia telah dijodohkan dengan prajurit Persia oleh Sultan Akbar atas saran Ruqqaya.
Tahun-tahunpun berlalu, pangeran Salim sibuk dengan usahanya untuk meraih tahta dan bersaing dengan putra tertuanya, Khusrau. Setelah sekian lama memperjuangkan haknya, pangeran Salim naik tahta saat usinya 38 tahun dan bergelar Jahangir.
Sementara itu Mehrunnisa telah memiliki seorang putri, Ladli. Pernikahannya dengan Ali Quli tidak bahagia, suaminya tidak mencintainya dan memiliki kecenderungan mendukung pangeran Khusrau untuk melawan Jahangir. Di sebuah pesta pertunangan antara keponakan Mehrunnisa, Arjuman Banu dan pangeran Khurram (anak Sultan Jahangir), mereka bertemu kembali. Api cinta diantara mereka muncul dan memicu keputusan Jahangir untuk menceraikan Mehrunnisa dari suaminya. Namun ditolak oleh suaminya.
Dan ketika Ali Quli terbunuh oleh pasukan Jahangir karena keterlibatannya dalam pemberontakan, Mehrunnisa hidup dibawah naungan Ruqqaya. Untuk menghasilkan uang, dia membuat Zari (baju khas India) wanita-wanita di Zenana. Ketika usianya menginjak 34 tahun, Mehrunnisa menjelma menjadi wanita cantik yang cerdas dan berbakat. Pertemuannya yang selanjutnya dengan Jahangir di sebuah bazar di istana, membuat sang Sultan kembali menginginkan Mehrunnisa. Dan kali ini, bagaimanapun orang-orang bergunjing dan menolak keinginan Sultan itu, Jahangir akan memastikan Mehrunnisa menjadi istrinya karena cinta, bukan karena tugas politik atau perintah ayahnya.
***
Membaca novel ini, memberikan sebuah gambaran seorang wanita dengan segala keterbatasannya dan aturan-aturan yang membelenggunya pada masa itu namun tidak bisa menahan takdirnya untuk menjadi seorang Ratu. Mehrunnisa sendiri tidak terlalu dikenal dunia namun dalam catatan sejarah dia yang bergelar Nur Jahan, memiliki peranan yang besar dalam dinasti Mughal. Dibalik cadarnya dan tebalnya dinding Zenana, dia mampu mengukuhkan namanya sebagai ratu yang berkuasa, pintar, dermawan namun ambisius dan licik. Diluar semuanya itu, dia mendapatkan sesuatu yang tidak bisa dimiliki oleh wanita lainnya di Zenana istana yaitu cinta dan kepercayaan dari Sultan.