Chitra Banerjee Divakaruni
was born in Calcutta and spent the first nineteen years of her life in India. She moved to the United States to continue her studies, getting a Master's degree from Wright State University in Dayton, Ohio, and a Ph.D. from the University of California at Berkeley, both in English. For several years she has been interested in issues involving women, and has worked with Afghani women refugees and women from dysfunctional families, as well as in shelters for battered women. Since 1991 she has been president of MAITRI, a South Asian women's service which she helped found in the San Francisco area. She has written several books of poetry, and her work has been included in over 30 anthologies. Her book of short stories, Arranged Marriage, which has won critical acclaim and the 1996 American Book Award, the Bay Area Book Reviewers and PEN Oakland awards for fiction. She has two published novels: The Mistress of Spices and Sister of my Heart. For twenty years Divakaruni lived in the Bay Area and taught at Foothill College. In 1997 she moved to Texas with her husband and two children, where she taught creative writing at the University of Houston. After a 2-year stay in California, she has returned to Houston with her family.
According to a UH press release, the Mistress of Spices is soon to be made into a major motion picture.
Review buku
-
Film Titanic dibuat tahun 1997 oleh James Cameron dan memenangkan 11 piala Oscar. Dan bisa dibilang ini adalah film romantis-tragis...
-
RMS Titanic (SS Titanic) merupakan yang kedua dari tiga kapal penumpang super bertujuan mengawali perniagaan perjalanan trans-Atlantik. Dimi...
Kamis, 19 Januari 2012
CHITRA BANERJEE DIVAKARUNI
Label:
Author,
Chitra Banerjee Divakaruni
Rabu, 18 Januari 2012
The Palace Of Illusion : Kisah Cinta Sang Perempuan Api, Draupadi
Book by Chitra Banerjee Divakaruni
"Draupadi has five husbands - but she has none -
She had five sons - and was never a mother …
The pandavas have given Draupadi …
No joy, no sense of victory
No honour as wife
No respect as mother -
Only the status of a Queen …
But they all have gone
And I'm left with a lifeless jewel
And an empty crown …
My baffled motherhood
Wrings its hands and strives to weep".
She had five sons - and was never a mother …
The pandavas have given Draupadi …
No joy, no sense of victory
No honour as wife
No respect as mother -
Only the status of a Queen …
But they all have gone
And I'm left with a lifeless jewel
And an empty crown …
My baffled motherhood
Wrings its hands and strives to weep".
Sebuah syair berjudul "Kurukshetra" ditulis oleh Amreeta Syam. Menggambarkan seorang Panchali (Draupadi), yang terlahir tidak diinginkan oleh ayahnya (Raja Panchala). Dia harus kehilangan kakaknya (Destrayumna) dan anaknya dan sakha (teman) terkasihnya, Krishna.
Syair tersebut tidak ada dalam buku namun dapat menggambarkan sekilas hidup Draupadi, tokoh utama dalam buku ini. Buku dengan judul dan cover yang menarik ini patut dikoleksi. Tidak hanya menceritakan ulang secara indah kisah Mahabarata namun juga menunjukkan peranan besar seorang perempuan dalam dunia yang didominasi oleh kaum lelaki. Dia dianggap sebagai pemicu perang terbesar di zamannya yaitu perang Kurukshetra (Bharatayudha) antara Pandawa dan Kurawa. Sebelum membaca buku ini, kita harus meninggalkan dulu cerita Mahabarata versi Indonesia (Jawa), karena meski inti cerita serupa namun tidak sama dalam beberapa hal. Misalnya dalam penamaan tokoh dan jalan cerita yang ada, buku ini menceritakan Mahabarata versi India, yang merupakan negara asli asal cerita tersebut.
Kelahiran sang putri,
Draupadi terlahir dari api pemujaan yang diadakan oleh Raja Panchala yang menginginkan seorang anak untuk membalaskan dendamnya pada Drona, teman sepermainannya sekaligus guru dari Pandawa. Pada hari terakhir pemujaan, keluarlah seorang anak lelaki gagah berkulit putih dinamakan Drestayumna. Namun menit berikutnya muncul seorang anak perempuan berkulit hitam yang diramalkan akan merubah jalannya sejarah, dinamakan Draupadi. Karena kelahirannya yang tidak diinginkan Raja Panchala, Draupadi ditempatkan dalam istana yang berbeda dari anak-anak ayahnya yang lain. Draupadi memiliki pengasuh (Dhai ma) yang selalu berusaha keras mengajarinya pelajaran menjadi seorang putri. Narmun Draupadi lebih tertarik pada pelajaran yang diajarkan pada Drestayumna. Alhasil, dia mempunyai pandangan dan pemikiran seperti laki-laki, yang merupakan hal tabu untuk seorang perempuan.
Dibanding Dhai ma dan Destrayumna, Draupadi lebih dekat secara spiritual dengan Krishna, Raja Dwaraka. Krishna adalah teman dan penolong bagi Draupadi hingga akhir hidupnya, dia dikatakan seorang titisan Dewa Wisnu dan memiliki kulit hitam (kebiruan dalam budaya India) seperti Draupadi.
Sayembara,
Menginjak dewasa, kecantikannya yang unik dan magis menarik minat banyak raja. Dan oleh ayahnya diadakanlah sayembara untuk mendapatkan calon yang tepat. Sebelumnya ditunjukkan potret dari raja-raja yang akan ikut, semuanya mencerminkan penguasa serakah dan tua. Namun saat melihat potret Kurawa, Draupadi jatuh cinta pada sosok Karna, Adipati Angga dan sahabat baik Duruyana (Kurawa tertua). Krishna yang mengetahui segalanya, tidak menyetujui sikap Draupadi dan lebih menjodohkannya dengan Arjuna.
Namun dikabarkan bahwa Pandawa dan ibunya meninggal dalam kebakaran, sehingga satu-satunya kandidat yang dapat memenangkan sayembara tinggal Karna. Ketika sayembara berlangsung, semua raja telah gagal dan tersisa Karna. Meski Draupadi menginginkan Karna menang, takdir tidak menyetujuinya. Destrayumna maju dan menentang Karna, dalam situasi ini Draupadi memilih kakaknya dan menghina Karna. Peristiwa ini yang membangkitkan kebencian dalam hati Karna. Kemudian mucullah seorang Brahmana yang dalam waktu singkat memenangkan sayembara dan memboyong Draupadi pergi dari istana Panchala.
Pernikahan dan Perang,
Brahmana yang membawa Draupadi adalah Arjuna. Untuk mengalihkan patah hatinya, Draupadi menetapkan hatinya pada suaminya ini yang memiliki mata serupa Karna. Sesampainya di tempat tujuan, Bima, yang suka bercanda, bertanya pada Kunti, harus diapakan hadiah sayembara. Oleh Kunti, Draupadi dibagikan kepada kelima Pandawa. Inilah awal kemalangan Draupadi, dia harus menikahi Pandawa dan ber'perang' denga ibu mertuanya yang kurang menyenanginya. Menurut pengaturan Byasa, setahun sekali Draupadi berganti suami dan diberikannya ajian agar menjadi perawan setiap kali dia bersama suaminya yang berbeda.
Dia juga harus memenangkan perannya sebagai ratu dan istri utama dari sekian banyak istri suaminya yang lain. Sembrada adalah istri yang paling dia cemburui, karena dialah perempuan yang dicintai Arjuna, suami yang dia kira mampu menghapus pengharapannya pada Karna.
Selanjutnya, dimulailah perjalanannya menemani setiap pengasingan yang diterima para suaminya dan klimaksnya terjadi pada penghinaan yang diterimanya dan memicu perang Bharatayudha. Dan diakhir napasnya, dia mengetahui siapa orang yang mencintainya dan kepada siapa dia ingin memberikan cintanya.
***
Salah satu cerita yang tidak bosan aku baca berulang kali. Selain menonjolkan kekuatan seorang perempuan, cintanya pada Karna sangat menyentuh. Kedekatannya dengan Krishna juga menakjubkan dan cinta yang tidak bisa dia balas kepada Yudistira dan Bima. Tidak lupa, si penulis juga menceritakan tokoh perempuan kuat lainnya, Kunti dan Gandari. Tidak ada tokoh jahat atau baik yang sesungguhnya dalam buku ini. Kesemuanya memiliki takdir masing-masing yang membuat mereka menjadi karakter yang disukai dan dibenci.
Aku pribadi menyukai tokoh Krishna dan Karna. Karisma Krishna dan kemalangan Karna manjadikan cerita tidak hanya sekedar dongeng membosankan yang sejak kecil aku dengar.
Syair tersebut tidak ada dalam buku namun dapat menggambarkan sekilas hidup Draupadi, tokoh utama dalam buku ini. Buku dengan judul dan cover yang menarik ini patut dikoleksi. Tidak hanya menceritakan ulang secara indah kisah Mahabarata namun juga menunjukkan peranan besar seorang perempuan dalam dunia yang didominasi oleh kaum lelaki. Dia dianggap sebagai pemicu perang terbesar di zamannya yaitu perang Kurukshetra (Bharatayudha) antara Pandawa dan Kurawa. Sebelum membaca buku ini, kita harus meninggalkan dulu cerita Mahabarata versi Indonesia (Jawa), karena meski inti cerita serupa namun tidak sama dalam beberapa hal. Misalnya dalam penamaan tokoh dan jalan cerita yang ada, buku ini menceritakan Mahabarata versi India, yang merupakan negara asli asal cerita tersebut.
Kelahiran sang putri,
Draupadi terlahir dari api pemujaan yang diadakan oleh Raja Panchala yang menginginkan seorang anak untuk membalaskan dendamnya pada Drona, teman sepermainannya sekaligus guru dari Pandawa. Pada hari terakhir pemujaan, keluarlah seorang anak lelaki gagah berkulit putih dinamakan Drestayumna. Namun menit berikutnya muncul seorang anak perempuan berkulit hitam yang diramalkan akan merubah jalannya sejarah, dinamakan Draupadi. Karena kelahirannya yang tidak diinginkan Raja Panchala, Draupadi ditempatkan dalam istana yang berbeda dari anak-anak ayahnya yang lain. Draupadi memiliki pengasuh (Dhai ma) yang selalu berusaha keras mengajarinya pelajaran menjadi seorang putri. Narmun Draupadi lebih tertarik pada pelajaran yang diajarkan pada Drestayumna. Alhasil, dia mempunyai pandangan dan pemikiran seperti laki-laki, yang merupakan hal tabu untuk seorang perempuan.
Dibanding Dhai ma dan Destrayumna, Draupadi lebih dekat secara spiritual dengan Krishna, Raja Dwaraka. Krishna adalah teman dan penolong bagi Draupadi hingga akhir hidupnya, dia dikatakan seorang titisan Dewa Wisnu dan memiliki kulit hitam (kebiruan dalam budaya India) seperti Draupadi.
Sayembara,
Menginjak dewasa, kecantikannya yang unik dan magis menarik minat banyak raja. Dan oleh ayahnya diadakanlah sayembara untuk mendapatkan calon yang tepat. Sebelumnya ditunjukkan potret dari raja-raja yang akan ikut, semuanya mencerminkan penguasa serakah dan tua. Namun saat melihat potret Kurawa, Draupadi jatuh cinta pada sosok Karna, Adipati Angga dan sahabat baik Duruyana (Kurawa tertua). Krishna yang mengetahui segalanya, tidak menyetujui sikap Draupadi dan lebih menjodohkannya dengan Arjuna.
Namun dikabarkan bahwa Pandawa dan ibunya meninggal dalam kebakaran, sehingga satu-satunya kandidat yang dapat memenangkan sayembara tinggal Karna. Ketika sayembara berlangsung, semua raja telah gagal dan tersisa Karna. Meski Draupadi menginginkan Karna menang, takdir tidak menyetujuinya. Destrayumna maju dan menentang Karna, dalam situasi ini Draupadi memilih kakaknya dan menghina Karna. Peristiwa ini yang membangkitkan kebencian dalam hati Karna. Kemudian mucullah seorang Brahmana yang dalam waktu singkat memenangkan sayembara dan memboyong Draupadi pergi dari istana Panchala.
Pernikahan dan Perang,
Brahmana yang membawa Draupadi adalah Arjuna. Untuk mengalihkan patah hatinya, Draupadi menetapkan hatinya pada suaminya ini yang memiliki mata serupa Karna. Sesampainya di tempat tujuan, Bima, yang suka bercanda, bertanya pada Kunti, harus diapakan hadiah sayembara. Oleh Kunti, Draupadi dibagikan kepada kelima Pandawa. Inilah awal kemalangan Draupadi, dia harus menikahi Pandawa dan ber'perang' denga ibu mertuanya yang kurang menyenanginya. Menurut pengaturan Byasa, setahun sekali Draupadi berganti suami dan diberikannya ajian agar menjadi perawan setiap kali dia bersama suaminya yang berbeda.
Dia juga harus memenangkan perannya sebagai ratu dan istri utama dari sekian banyak istri suaminya yang lain. Sembrada adalah istri yang paling dia cemburui, karena dialah perempuan yang dicintai Arjuna, suami yang dia kira mampu menghapus pengharapannya pada Karna.
Selanjutnya, dimulailah perjalanannya menemani setiap pengasingan yang diterima para suaminya dan klimaksnya terjadi pada penghinaan yang diterimanya dan memicu perang Bharatayudha. Dan diakhir napasnya, dia mengetahui siapa orang yang mencintainya dan kepada siapa dia ingin memberikan cintanya.
***
Salah satu cerita yang tidak bosan aku baca berulang kali. Selain menonjolkan kekuatan seorang perempuan, cintanya pada Karna sangat menyentuh. Kedekatannya dengan Krishna juga menakjubkan dan cinta yang tidak bisa dia balas kepada Yudistira dan Bima. Tidak lupa, si penulis juga menceritakan tokoh perempuan kuat lainnya, Kunti dan Gandari. Tidak ada tokoh jahat atau baik yang sesungguhnya dalam buku ini. Kesemuanya memiliki takdir masing-masing yang membuat mereka menjadi karakter yang disukai dan dibenci.
Aku pribadi menyukai tokoh Krishna dan Karna. Karisma Krishna dan kemalangan Karna manjadikan cerita tidak hanya sekedar dongeng membosankan yang sejak kecil aku dengar.
Langganan:
Postingan (Atom)